INTERAKSI
SOSIAL
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas semester I mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang dibina oleh Mohamad Joharudin, S.Pd., M.Pd.
OLEH:
Fitri Dwi Astuti fitridwiastuti96.blogspot.com
Khilyatul Auliya khilyatulm.blogspot.com
Pipit
Samipri Pipitsamip.blogspot.com
Puspitasari Herdiyani phiepuspitasari.blogspot.com
Shintani Azka Yolandita shintaniazka.blogspot.com
Sri Ratmini nciratmini08.blogspot.com
Kelompok 2 – 1B
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH
JURUSAN D3 KEBIDANAN
CIREBON, NOVEMBER 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT karena hanya izin, rahmat, dan kuasaNya kami masih diberikan kesehatan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Interaksi Sosial.
Pada kesempatan ini tak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita, khususnya mengenai interaksi sosial yang terjadi di dalam
masyarakat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap kritik,
saran, dan usulan demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
siapa pun yang membacanya.
Cirebon, 28 November 2015
|
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR
ISI......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................
1
BAB II RUMUSAN MASALAH
2.1
Rumusan Masalah............................................................................
3
2.2 Tujuan Penulisan..............................................................................
3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Interaksi Sosial...............................................................
4
3.2 Faktor-faktor yang Mendasari Terjadinya Proses Interaksi............. 5
3.3
Syarat-syarat Interaksi Sosial...........................................................
7
3.4
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial........................................................
9
3.5
Interaksi
Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial.............. 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................
15
4.2 Saran.................................................................................................
15
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Guru mengajar merupakan contoh
interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan
syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat berupa
kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa
melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi
sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B
meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
|
|
|
BAB
II
RUMUSAN
MASALAH
2.1
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
2. Apa faktor-faktor yang mendasari
terjadinya proses interaksi?
3. Apa syarat-syarat interaksi sosial?
4. Apa saja bentuk-bentuk interaksi
sosial?
5. Bagaimana interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan
sosial?
2.2
Tujuan
Penulisan
Setiap penulisan sesuatu
pasti mempunyai tujuan
tertentu, dengan demikian juga
penulisan makalah ini penulis
mempunyai
tujuan :
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan interaksi sosial.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mendasari terjadinya proses interaksi.
3.
Untuk mengetahai syarat-syarat
interaksi sosial.
4.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk
interaksi sosial.
5. Untuk mengetahui
interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan
sosial.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Interaksi
Sosial
Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak
yang terlibat,
melainkan terjadi saling mempengaruhi. Stimulasi dan tanggapan antara manusia.
a. Pengertian
Interaksi Sosial Menurut Para Ahli :
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Homans
(dalam Ali, 2004: 87)
mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan
suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
b. Pengertian
Interaksi sosial menurut Bonner
Interaksi sosial (dalam
Ali, 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
c. Pengertian
Interaksi Sosial Menurut John Lewis Gillin
Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan
antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antarkelompok.
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri -
ciri interaksi sosial, antara lain :
a. Jumlah
pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya
komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai
maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan
melalui suatu pola sistem sosial tertentu
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor
berikut ini.
a.
Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain
dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir
panjang. Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang berwibawa, mempunyai
pengaruh besar, atau terkenal dalam masyarakat. Contoh sugesti salah satunya
adalah obat yang harganya mahal yang merupakan produk impor dianggap pasti
manjur menyembuhkan penyakit. Anggapan tersebut merupakan sugesti yang muncul
akibat harga obat yang mahal dan embel-embel produk luar negeri.
b. Imitasi
Imitasi adalah
tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya.
Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi
pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak
sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya seperti cara berbicara dan
berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh lingkungannya terutama
lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat seseorang sudah
menginjak usia remaja.
c. Identifikasi
Identifikasi
adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih
dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang
secara sadar. Contoh identifikasi, seorang pengagum berat artis terkenal, ia
sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model
rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan
artis tersebut.
d. Simpati
Simpati adalah
suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati
itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu
lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan
ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai suatu prestasi.
e. Empati
Empati adalah
kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan seseorang atau
orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan
bahagia. Empati hampir
mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau
lebih terlihat secara emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan
empati terhadap masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung
Merapi.
Motivasi adalah
dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi
tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,
rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan
motivasi kepada siswanya supaya siswanya semakin giat belajar.
3.3
Syarat-syarat Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa
adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1.
Kontak
Sosial
Kontak sosial adalah hubungan
masing-masing pihak dalam berinteraksi orang dengan perorangan, perorangan
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Kontak sosial bukan semata-mata
tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung terhadap sikap yang ditunjukan
individu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kata “kontak” (contact)
berasal dari bahasa latin con atau cum
yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi,
kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak
sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang
bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya
bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan
fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat
berikut.
A. Kontak sosial
dapat bersifat positif atau negatif.
·
Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama.
·
Kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan
atau konfli
B. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder
·
Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta
interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid
di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah
dan anak di meja makan.
·
Kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung
melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung
misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon.
Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua
RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah
kontak sekunder tidak langsung.
2.
Kominikasi
Komunikasi
adalah perilaku orang (pergerakan fisik, sikap, perasaan-perasaan) yang ingin
disampaikan oleh orang lain yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap
reaksi orang lain tersebut. Suatu kontak tidak akan terjadi tanpa adanya
komunikasi.
Komunikasi merupakan syarat terjadinya
interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling
menafsirkan perilaku dan perasaan-perasaan yang disampaikan.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai
berikut.
1) Komunikator,
yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2) Komunikan,
yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3) Pesan, yaitu
sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi,
instruksi, dan perasaan.
4) Media, yaitu
alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan,
gambar, dan film.
Ada tiga tahap
penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan dan diwujudkan dalam kalimat atau gambar.
Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar
yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan
kode-kode yang membingungkan komunikan.
b) Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan
gabungan dari keduanya.
c)
Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar
yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
3.4
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu.
Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan
antarwarga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial. Dimana pun
dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang
saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling
bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di
sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak
adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial
mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang
1.
Proses
Asosiasi
Interaksi sosial asosiatif adalah
bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada beberapa bentuk
interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut.
a. Kerjasama
(Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul apabila
orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan
pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap
diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa
kerja sama, yaitu :
1) Bargaining
adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa
antara dua organisasi atau lebih.
2) Cooptation
(kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3) Coalition
(koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih
yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak
stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut mungkin
mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain.
|
|
b. Akomodasi
(Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses dimana orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Bentuk-bentuk akomodasi
adalah sebagai berikut :
1) Tolerant participation
(toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin
menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant.
2) Compromise (kompromi)
adalah suatu bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak mengerti pihak lain
sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai
penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.
3) Coercion (koersi)
adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan paksaan.
Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain
dalam posisi lemah.
4) Arbitration
adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga
dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan.
Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik.
Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat.
5) Mediation
(mediasi) adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan kedua
belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration,
keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat.
6) Concilation
adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar tercapai
persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan.
8) Stalemate
adalah suatu akomodasi semacam balance of
power (politik keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih
sampai pada titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang sama-sama
mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang bertentangan tidak
dapat lagi maju atau mundur.
9) Segregasi
adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara
pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
10) Gencatan
senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu
tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik
di antara pihak-pihak yang bertikai.
c. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia
dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing
dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan
sangat bermanfaat seperti komputer,
handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan asing yang sulit
diterima adalah unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur
kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan, atau nilai tertentu yang
menyangkut prinsip hidup seperti paham komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan
lain-lain.
d. Asimilasi
(assimilation)
Asimilasi
adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau
kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya
tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya
untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi.
|
|
Proses Interaksi sosial disosiatif merupakan
bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa
bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut .
a. Persaingan
(competition)
Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan
adanya saling berlomba atau bersaing antarindividu atau antarkelompok tanpa
menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya
lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat. Contoh persaingan
adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama atau pada saat
berlangsungnya suatu pertandingan.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah
suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Bentuk
kontravensi ada 5 yaitu :
1. Kontravensi
yang bersifat umum. Seperti penolakan, keengganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan
rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan.
2. Kontravensi
yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca,
memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran.
3. Kontravensi
yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan
mengecewakan pihak lain.
4. Kontravensi
yang bersifat rahasia. Seperti mengumumkan
rahasia pihak lain dan berkhianat.
5. Kontravensi
yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan,
dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.
|
|
Konflik adalah
suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha
untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah
1. Adanya
perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
2. Berprasangka
buruk kepada pihak lain
3. Individu
kurang bisa mengendalikan emosi
4. Adanya
perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
5. Persaingan
yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi
3.5 Interaksi
Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial
1)
Kedudukan
(Status) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang
menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain sekaligus merupakan
tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan.
2)
Peranan merupakan
aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan
adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hal
dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang
atau lebih dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran
secara aktif. Terdapat stimulus dan tanggapan manusia.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial antara
lain, sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, empati, motivasi.
3. Syarat-syarat
terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi.
4. Bentuk-bentuk
interaksi sosial, antara lain proses asosiasi dan proses disosiasi.
5. Interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan
sosial
4.2 Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia
ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang
hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi
antar individu dengan individu lain, antarindividu dengan kelompok, bahkan
kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudi.,
Mariam N. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:Trans Info Media.
https://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/,
Online, diaskes 28 November 2015 pukul 11.03 WIB)
Jackpot City Casino Site - Live Scores, Live Tables and Jackpots
BalasHapusJackpot City Casino. 1.2 Million Bets. Jackpot City Casino is a popular online casino that accepts US players. · 카지노사이트luckclub The best Jackpot City
Wynn's $2.7B COVID-19 Casino Has $500M Debt, Says Casino
BalasHapusThe Wynn 경주 출장마사지 Las Vegas 파주 출장마사지 casino is accused of paying $2.7 billion in casino at the 의왕 출장마사지 end 서귀포 출장안마 of 청주 출장샵 March 2021, which is what Wynn would want the